Sabtu, 31 Oktober 2009

Cukupkah Belajar di Sekolah?

"Belajar" sebuah kata yang kadang bagi sebagian orang menjadi suatu hal yang menjemukan. Itu terjadi karena otak kita telah terpola oleh suatu pembatasan makna bahwa belajar hanya berupa proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah, ataupun suatu kegiatan menuju tercapainya hasil yang diinginkan-tentu saja berupa nilai yang bagus-pada suatu lembaga formal.
Padahal kata "belajar" bermakna sangat luas. Siswa yang sedang bermain game online pun sebenarnya tengah menjalani proses belajar. Orang tua yang pikirannya terpola dengan pembatasan kata belajar tersebut sering terjebak dengan rasa keegoan mereka sendiri. Akibatnya anak dipaksa mengikuti alur yang digariskan oleh ruang skenario mereka. Orang tua yang seperti itu akan kurang peka melihat potensi yang tersimpan dalam diri anak-anak mereka sendiri. Seyogianyalah orang tua mampu mengarahkan potensi yang terpendam itu lalu membantu anak-anak untuk menyadari serta mengasahnya secara berkesinambungan. Bila mengalami kesulitan, bisa dengan melesprivatkan dengan guru yang berkompeten secara personal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar